ERDHIKA MORNING IDEA 18 JUNI 2021
View PDF
18 Jun 2021

The Fed Tahan Suku Bunga, Apa Kekhawatiran Pasar Selanjutnya?


Pergerakan Indeks kemarin cenderung mengalami pelemahan. Tidak hanya domestik, namun regional dan bursa US juga cenderung mengalami pelemahan. Rilisnya data suku bunga baik domestik maupun suku bunga acuan US yang masih stagnan di level yang sama yakni 3.5% (suku bunga acuan BI) dan 0.25% (Fed Interest Rate Decision) nampaknya tidak mampu mendorong kenaikan indeks ke zona hijau. Pelemahan yang terjadi diakibatkan karena adanya proyeksi dari The Fed terkait perubahan kebijakan moneter yang mana perubaha kebijakan moneter baru akan dilakukan sebelum tahun 2023, timeline ini cenderung lebih maju dibandingkan dengan proyeksi The Fed sebelumnya. Jika kita melihat kondisi saat ini yang mana untuk pertumbuhan ekonomi US sudah terlihat bukan lagi menjadi fokus utama dari bank sentral, karena saat ini pertumbuhan ekonomi US sudah cenderung membaik, bahkan The Fed kini lebih fokus terhadap Inflasinya US. Mengapa? Karena jika kita lihat pertumbuhannya dari tahun lalu sejak terjadi penyebaran Covid-19 yang cukup tinggi, angka inflasi US sempat menyentuh level dibawah 1% untuk tahunannya dan kini angka inflasi sudah cenderung tinggi bahkan menyentuh level 5%, namun kenaikan inflasi saat ini masih bersifat temporary. Meskipun demikian, menurut kami The Fed juga tetap mengantisipasi kenaikan yang terlalu tinggi hingga awal tahun depan, sehingga menurut kami The Fed baru akan melakukan perubahan kebijakan moneter ataupun Tapering (Pengurangan pembelian surat berharga oleh bank sentral) minimum awal tahun depan 2022. Selain dari suku bunga US, hari ini juga telah rilis suku bunga domestik yang mana angkanya juga maish tertahan dilevel yang sama. Menurut kami penahanan suku bunga ini terbilang wajar karena jika kita lihat secara keseluruhan data ekonomi Indonesia memang pada bulan April dan Mei, terutama Mei itu cenderung meningkat cukup signifikan, bahkan untuk impor meningkat hingga 68.68%. Namun, jika kita lihat peningkatan yang terjadi saat ini cenderung terlihat temporary seperti yang dibilang oleh Bank Indonesia juga, karena pada bulan April hingga Mei itu ada momentum Ramadhan serta lebaran idul fitri yang mana biasanya dari dua momentum tersebut itu mendorong kenaikan konsumsi terutama dari sisi makanan dam minuman serta pakaian seperti yang terjadi dikenaikan dari penjualan eceran bulan Mei. Sehingga wajar apabila dari beberapa data ekonomi selain penjualan eceran itu juga cenderung mengalami kenaikan. Oleh karenanya kenaikan ini dikatakan lebih bersifat temporary. penahanan suku bunga juga dilakukan untuk membantu mendorong perekonomian nasional yang mana pada kuartal 1 2021 juga masih cenderung terkontraksi. Kemudian jika dikaitkan dengan kondisi saat ini yang mana kasus Covid-19 di domestik cenderung kembali mengalami kenaikan pasca libur lebaran. Kenaikan kasus Covid-19 didomestik juga menjadi salah satu faktor pemberat indeks pada hari ini yang bergerak cenderung kembali melemah. para pelaku pasar juga harus berhati-hati dan tetap memperhatikan perkembangan yang ada terkait kasus Covid-19 yang terjadi di domestik terutama di DKI Jakarta yang mungkin bisa saja mengganggu kembali jalannya perekonomian nasional, sehingga proyeksi pertumbuhan kuartal 2 2021 yang diproyeksikan akan tumbuh hingga 8% juga meleset. Untu hari Jumat (17/6/2021) pasar perlu memperhatikan beberapa data seperti data penjualan motor dari domestik yang sebelimnya sempat meningkat signifikan hingga 282%, dan kami memproyeksikan masih akan tumbuh namun tidak signifikan seperti sebelumnya. kemudian dari Inggris akan rilis juga data penjualan eceran baik secara bulanan maupun tahunan.






PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71

Jakarta Pusat 10340, Indonesia

Website : www.erdikha.com